“dibawah ini adalah bagian pendahuluannya saja, laporan lengkap silakan download di akhir tulisan”
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktikum
1.1.1 Latar Belakang Proses Penyusunan Arsitektur Hirarki
Dalam kehidupan selalu saja timbul persoalan, baik itu persoalan pribadi, organisasi, perusahaan, dan sebagainya. Dalam setiap persoalan tersebut pasti ada jalan keluarnya, namun apakah jalan keluarnya tersebut memperbaiki persoalan tersebut atau malah sebaliknya. Jalan keluar tersebut berupa keputusan tindakan yang akan menyelesaikan persoalan tersebut. Dari satu persoalan dapat menghasilkan beberapa alternatif keputusan yang dihasilkan. Dari beberapa alternatif itulah, kita memilih keputusan yang paling baik untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Dalam suatu persoalan, lebih baik jika kita mencoba untuk menguraikan persoalan tersebut menjadi beberapa entitas. Hal ini dapat membantu dalam melakukan pemecahan permasalahan menjadi lebih sederhana. Penyederhanaan ini dilakukan agar persoalan tersebut menjadi lebih terstruktur dan terintegrasi. Selain itu, penyederhanaan ini akan mempermudah dalam memecahkan persoalan yang sedang dihadapi.
Agar persoalan tersebut dapat menjadi lebih sederhana, pertama kita tentukan dahulu tujuan dari pemecahan persoalan tersebut. Kemudian, kita tentukan pembatas-pembatas dari persoalan tersebut agar persoalan tidak menjadi lebih besar. Dalam pemecahan persoalan kita juga memerlukan kriteria-kriteria dalam persoalan tersebut. Setelah itu kita tentukan alternatif-alternatif yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah kita tentukan.
Dalam penyusunan keputusan atas pemecahan persoalan yang kita hadapi, kita memerlukan beberapa hal penting, yaitu perspektif yang merupakan cara pandang kita dalam melihat suatu persoalan. Hirarki, dimana persoalan tersebut dipecah menjadi beberapa elemen-elemen yang disusun dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Tujuan, maksudnya adalah suatu persoalan memiliki tujuan untuk mengetahui apa yang menjadi inti dalam persoalan tersebut. Model mental yang ada dalam pemikiran kita yang mempengaruhi kita dalam melihat, mengamati, dan bertindak. Serta rasionalitas, dimana kita dihadapkan pada konsekuensi logis dari cara kita melihat, mengamati, dan bertindak dalam menghadapi persoalan tersebut.
1.1.2 Latar Belakang Outbound Logistics : Warehouse Selection Process
Dunia merupakan suatu sistem yang kompleks dimana elemen-elemen di dalamnya saling berinteraksi. Dalam sistem dunia yang kompleks ini tentunya banyak persoalan yang harus kita tanggulangi. Untuk menangani persoalan sosial, ekonomi, dan politik yang tidak terstruktur kita perlu menyusun tahapan-tahapan dalam menyelesaikan persoalan tersebut dan perlu menetapkan tujuan kita dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
Begitu pula dalam organisasi atau perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan, mereka memiliki persoalan-persoalan. Dalam membantu pengambilan keputusan yang harus diambil untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di perusahaan, kita dapat menggunakan proses hirarki analitis. Proses hirarki analitis ini memungkinkan kita untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan yang kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan yang kita alami.
Proses hirarki analitis ini adalah memecah-mecah suatu situasi yang kompleks, tak terstruktur ke dalam bagian-bagian komponenya, menata bagian atau variabel ke dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada setiap variabelnya untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi. Keharusan memberi nilai numerik pada setiap variabel masalah membantu para pengambil keputusan untuk mempertahankan pola-pola pikir untuk mencapai kesimpulan.
Dalam proses hirarki analitis untuk mendapatkan nilai prioritas sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara menghitung matriks-matriks. Adapun langkah-langkah dalam penghitungan matriks ini adalah kita menghitung matriks pembanding, matriks normalisasi, matriks sintesis normalisasi, dan matriks keputusan. Selain dengan perhitungan matriks, ada juga software yang menyediakan suatu struktur efektif untuk pengambilan keputusan, yaitu sofware Expert Choice. Dengan menggunakan software tersebut memudahkan kita dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan persoalan.
1.1.3 Latar Belakang Inbound Logistics : Supplier Selection Process
Setiap perusahaan pasti memiliki moda transportasi untuk mendistribusikan produknya. Dalam mendistribusikan barang, moda transportasi harus melakukan pelayanannya ke titik tujuan layanan. Titik-titik tujuan layanan adalah tempat-tempat yang harus disinggahi oleh moda transportasi untuk dapat menyelesaikan tugasnya dalam suatu jaringan jarak tertentu.
Selain perusahaan manufaktur, perusahaan supplier juga memerlukan moda transportasi untuk mengirimkan bahan baku atau barang ke perusahaan manufaktur. Supplier dalam mengirimkan bahan baku tidak hanya ke satu perusahaan manufaktur, tetapi ke beberapa perusahaan yang letaknya tidak hanya di satu tempat. Untuk itulah perlu dibuat jaringan rute perjalanan dalam mengirimkan bahan baku tersebut agar lebih efisien dan mengurangi biaya pengiriman.
Untuk menyelesaikan masalah pengiriman bahan baku tersebut digunakan metode yang disebut dengan Travelling Salesman Problem (TSP). TSP adalah metode dalam menyelesaikan masalah pencarian perjalanan optimal bagi moda transportasi yang berkeliling mengunjungi tempat-tempat yang perlu disinggahi yang direncanakan dengan ketentuan setiap tempat hanya dikunjungi satu kali dan moda transportasi harus kembali ke tempat semula. Rute optimal adalah rute yang memberikan jarak, waktu, dan biaya total pengiriman terkecil.
Dalam menggunakan metode travelling salesman problem ini dibantu dengan software Logware. Software ini dapat membantu dalam menentukan rute-rute yang harus dilalui oleh suatu moda transportasi dalam setiap pengiriman barangnya agar jarak yang ditempuh tidak terlalu panjang, waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama, dan biaya pengiriman yang dikeluarkan hanya sedikit.