Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Pawai Samen dan Strategi Marketing

Ketika duduk santai menikmati acara televisi di ruang tengah, suara gemuruh yang asing lambat laun terdengar mengeras di perumahan yang biasanya tenang ini. Penasaran apa yang sebenarnya terjadi,kuintip lewat jendela dan ternyata sesuatu yang membawaku kemasa bocah dulu. Ya,pawai kenaikan kelas sekolah pengajian atau biasa disebut samen melintas lengkap dengan iringan drumband yang membuat iring-iringan semakin terlihat meriah. Tidak hanya sampai disitu, bak ingin menyaingi festifal kostum di brazil, kostum-kostum aneh nan nyeleneh pun ditampilkan. Mulai dari kostum banci, topeng monyet, kostum ala sunan, dan biasanya pasangan penganten lengkap dengan hulubalangnya tak ketinggalan ditampilkan. Tak hanya semua santri yang ikut pawai, seluruh keluarga santri biasanya tak ingin melewatkan momen yang hanya terjadi setahun sekali ini, tak ayal kemacetan tak bisa dihindari karena praktis iring-iringan samen hampir menutupi separuh badan jalan.

Samen sebenarnya adalah tradisi syukuran pelepasan para santri yang “diwisuda” setelah menuntut ilmu selama 6 tahun di suatu madrasah,acaranya tak hanya pawai keliling kampung saja tetapi mulai pagi hingga malam hari, “kebolehan” para santri dipertunjukkan sampai akhirnya toga disematkan kepada santri yang lulus. namun kadangkala samen juga terlihat dijadikan ajang persaingan antar madrasah, indikasi ini tidak terlihat secara vulgar, namun kesan yang terlihat memang begitu, semakin ramai samen suatu madrasah, maka semakin ramai juga calon santri yang akan mendaftar, ringkasnya samen tak hanya dijadikan “pesta” kelulusan saja, namun strategi marketing ada di balik semuanya itu. Tapi tentunya apapun yang ada dibalik pawai samen ini, kita berharap tradisi ini selayaknya dipertahankan, agar kelak anak cucu kita mengalami pengalaman menyenangkan menikmati meriahnya samen ini, klise memang, tapi itulah yang pribadi saya harapkan atau mungkin Anda juga?.

Segaptek itukah Dosen Widyatama?

Ada sesuatu yang menarik ketika menunggu pintu lift di salah satu gedung universitas widyatama, dari sejumlah pengumuman yang ditempel oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab di dinding luar lift, ada satu pengumuman yang membuat perasaan campur aduk, sedih,bertanya-tanya,terpingkal-pingkal bercampur menjadi satu. Isi dari pengumuman tersebut kira-kira begini “Diberitahukan kepada seluruh dosen Universitas Widyatama, bahwa kami mahasiswa teknik informatika unversitas widyatama mengundang seluruh dosen universitas widyatama untuk mengikuti pelatihan internet meliputi: pembuatan blog dan email.yang akan dilaksanakan pada…bla bla bla….pendaftaran dapat dilakukan di ruang dosen luar biasa mulai hari ini …”dan seterusnya. Setelah membaca pengumuman itu hati ini bertanya, apa benar segaptek itukan dosen dosen widyatama ? Membuat sebuah e-mai lpun harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu? Pikiran selanjutnya apakah nantinya ada dosen yang mau mendaftar pelatihan ini atau tidak?. Pikiranku sempat terusik sejenak memikirkan pengumuman yang...
saya lihat tadi.
Tak ada asap apabila tak ada api, tak ada pelatihan email apabila semua dosen punya email, masalahnya apakah memang benar sebagian besar dosen widyatama tak memiliki email ataukan mahaiswa teknik informatika yang bertindak sebagai panitialah yang lancang dan tidak memperhitungkan sampai dimana kemampuan para dosen dalam ilmu internet.,atau mereka sebenarnya tidak tahu bahwa setip dosen otomatis telah diberi sebuah account email otomatis dari widyatama, sebagai contoh dosen yang bernama Jujun Junaedi,M.T. akan diberi email jujun.junaedi@widyatama.ac.id terlepas apakah setelah diberi email tersebut selanjutnya dipergunakan atau tidak. Sepengetahuan saya , di jurusan teknik industri, jurusan tempat saya menimba ilmu, 80% dosen-dosennya bisa dipastikan melibatkan internet dalam setiap perkuliahannya, entah itu mengirim tugas, memberikan slide persentasi kepada mahasiswa,mengambil bahan kuliah di website si dosen, berkomentar di blog dosen dll. Kalau mengambil contoh lebih ekstrim pun ada, salah satu dosen Teknik Industri widyatama merupakan mantan kepala IT widyatama yaitu Didit Damur Rochman,M.T. AKA Diditdr, beliau pun memiliki sebuah website yang berisi blog dan hasil jepretan kameranya yaitu www.diditdr.com, atau satu lagi dosen yang telah lama berkecimpung dalam dunia internet yaitu Boy Macklin,M.T. beliau pemilik situs www.onbuk.com dan sampai sekarang masih menjadi blogger teraktif di widyatama setahu saya dengan blognya macklin.onbuk.com. Sudah dipastikan apabila kedua dosen ini melihat atau membaca pengumuman tadi, minimal mereka akan tertawa dalam hati sambil berkata dalam hati juga “emang dosen widyatama segaptek itu gituh???”.

Premium menghilang di awal tahun 2009


Awal tahun baru idealnnya harapan-harapan , perbaikan, dan cita cita di 12 bulan berikutnya masih hangat-hangatnya untuk diwujudkan, Namun tidak untuk Pertamina, bukannya meningkatkan pelayanan bagi konsumennya, di awal tahun 2009 ini Pertamina malah membuat kecewa konsumen-konsumennya dengan dibuat langkanya premium dan bahan bakar lain di pasaran. Langkanya Premium terlihat jelas di SPBU sepanjang Bogor hingga Sukabumi, beberapa SPBU di kawasan Bandung pun terlihat memasang tanda BENSIN KOSONG di depan SPBUnya, Tak ayal langkanya premium ini membuat..

beberapa konsumen jengkel, karena tak berhasil menemukan setetes bensinpun walaupun telah berkeliling ke beberapa SPBU.
Kelangkaan Premium di Awal Tahun 2009 ini ditengarai akibat dari pergantian Sistem, entah sistem apa, namun nampaknya sistem routing mobil pengangkut minyak ke SPBU lah yang nampaknya tengah dikaji ulang. Sebagaimana kita tahu, mobil mobil yang biasa mengangkut 5000 literan bensin ke SPBU-SPBU, bukanlah milik pertamina, pihak swastalah yang memiliki mobil-mob
il angkut tadi, namun pertamina berkuasa penuh kepada pemberian routing sheet kepada mobil-mobil tadi, karena sebelumnya pihak luarlah yang mengatur routing dan jumlah mobil yang dibutuhkan untuk membawa bensin ke SPBU termasuk kepada controlingnya, dan akhirnya sistem tersebut ditinggalkan karena dianggap tidak efisien dan mungkin digantikan oleh sistem sekarang yang aplikasinya entah seperti apa.
Namun hari berikutnya, SPBU-SPBU kembali beroprasi secara normal, tak ada lagi SPBU yang tutup ataupun mengklaim
kehabisan bensin lagi, pasokan bersin kembali lancar tak lagi terlihat kejengkelan para pengendara kendaraan peribadi yang berkerut dahi di depan SPBU.Dari kejadian ini seharusnya Pertamina berkaca dan terpecut untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat, tentunya bekerja sama dengan para pemilik SPBU dan stakeholder untuk mementingkan kebutuhan rakyat yang sangat bergantung dengan keberadaan bahan bakar ini.