Sesal...

Satu lagi nih lagu yang saya buat tahun lalu, judulnya sesal....intinya sih nyeritain seorang anak manusia yang menyesal atas apa yang dilakukannya di masa lalu, dan meronta untuk kembali ke masa lau untuk mengulangi kesalahan yang dibuatnya.......halah standart...tapi ya emang bgitu......BY THE WAY seperti biasa lagu ini dibuat pake gitar bolong, fruity loops,ama mic internet aja..maklum lah namanya juga musisi ga kesampean...jadi begini dah jadinya bikin musik ga karuan,,,welll tapi ternya ta bikin lagu, ampuh juga ngilangin bete yang selama ini menghantui,membunuh sepi yang selalu menghampiri, ..... enjoy aja lah...download is freeee brother...peace!!

DOWNLOAD HERE

Bahaya Tokoh Sentral dalam sebuah organisasi



Beberapa bulan berikut ini, wajah pertelevisian kita mulai diisi oleh iklan-ilan politik, baik secara terang terangan memperkenalkan dirinya dan partai pengusungnya, maupun yang sedikit “malu-malu” memperkenalkan dirinya atas nama suatu organisasi yang memperjuangkan rakyat kecil, salah satunya adalah Prabowo dengan HKTInya. HKTI atau akronim dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, beberapa bulan lalu mungkin hanya dikenal oleh segerintir orang saja, namun tengoklah sekarang, hampir seluruh masyarakat tahu dikarenakan iklan yang gencar akhir-akhir ini . Pamor HKTI tidak dapat dipisahkan dari sang ketua umum prabowo, mantan panglima kopassus yang sekarang menjelma menjadi pengusaha yang sukses.
Paragraf diatas adalah pembuka dari tulisan yang akan membahas artikel berjudul “Berjuang untuk kepentingan petani” yang ditulis oleh Ardi Winangur di majalah tani merdeka edisi maret 2008, sekedar informasi,tani merdeka merupakan..... majalah yang diterbitkan HKTI sebagai media komunikasi antara petani seluruh Indonesia. Paragraf demi paragraph dari artikel tersebut, secara garis besar menceritakan tentang peran HKTI dibawah kepemimpinan prabowo dalam membuat kebijakan yang pro terhadap petani, seperti subsidi pupuk, harga pembelianm pemrintah, atau pemodalan petani.
Tidak dapat dipungkiri memang kepemimpinan seorang prabowolah yang menjadikan HKTI menjadid organisasi petani terbesar di Indonesia setelah 35 tahun berkiprah. Didukung dengan pengalaman prabowo yang sejak muda telah di didik menjadi calon pemimpin di organisasi terdahulunya TNI, serta sokongan dana yang melimpah dari kantongnya, tak pelak menjadikan parabowo menjadi tokoh sentral yang sangat dielu-elukan oleh HKTI mulai dari tingkat dewan pimpin nasional sampai ke dewan pimpinan kabupaten sekalipun.
Dengan kemampuan leadership yang dimilikinya, Prabowo dapat mengubah HKTI menjadi organisasi yang diperhitungkan di kancah nasional. Namun pencalonan Prabowo sebagai salah satu calon yang hendak maju ke pemilu 2009 menimbulkan pertanyaan besar, apakah Prabowo hanya menjadikan HKTI sebagai salah satu kendaraan politik menuju kursi politik negeri ini, sinyalemen ini muncul ketika selama 35 tahun berdiri, hanya di era prabowo sajalah HKTI dapat begitu loyal beriklan dari station tv satu ke station tv lainnya. Namun apapun niat sebenarnya, terlihat HKTI seakan sangat tergantung kepada sosok Prabowo.
Ketergantungan HKTI pada sosok prabowo menimbulkan pertanyaan kembali, apakah setelah Prabowo tidak menjadi ketua umum, organisasi ini akan tetap sebesar sekarang ini?, apakah bila prabowo kalah pada pemilu, iklan HKTI akan tetap seagresif sekarang? atau apakah setelah Prabowo wafat HKTI akan selalu membela kepentingan rakyat dengan kebijakan kebijakan pro terhadap petani kecil?. Jawabannya dapat terlihat dari pbesar HKTI bergantung kepada Prabowo sekarang ini.
Masalah ketergantungan HKTI kepada Prabowo apabila kita coba hubungkan dengan teori dari Douglas Mc gregor mungkin disebabakan gaya kepemimpinan Prabowo yang cenderung bertipe x, artinya prabowo Sangat ketat dan berorientasi control, yang membuat bawahan menjadi pasif, malas dan tidak kreatif.
Lalu bagaimana HKTI dapat terbebas dari ketergantungan tokoh sentral Prabowo? Tentunya harus ada perubahan dari diri anggota itu sendiri dan organisasinya, salah satu yang dapat dilakukan untuk merubah pandangan yang salah tersebut menurut Chrish Argyris adalah memberikan tanggung jawab anggota yang lebih luas, keragaman tugas diperbesar dan mengembangkan gaya pengawasan yang partisipatif. Langkah-langkah tersebut diharapkan bisa merubabah HKTI menjadi organisasi yang solid bukan hanya karena nama besa ketuanya tapi juga karena memang kekuatan seluruh elemen dari organisasi tersebut.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa, tokoh sentral dalam senuah organisasi dapat berperan positif maupun negative terhadap organisasi tersebut. Sisi positif yang didapat dari tokoh sentral dalam organisasi , memungkinkan organisasi tersebut terangkat berkat nama besar tokoh sentral tersebut, Sedangkan sisi negatif yang mungkin muncul adalah kemunduran dari organisasi tersebut ketika ditinggalkan oleh tokoh sentralnya, hal ini diakibatkan pondasi-pondasi dalam organisasi yang mengandalkan tokoh sentral sangat rapuh sehingga mudah untuk digoyahkan.

Mati lagi


oooyyyyyy…..listrik mati lagi….serasa ingin mati saja….. sepenggal lirik di lagu gw ini emang kejadian nyata!, kejadiannya tahun lalu pas gw lagi ngambil kuliah perencanaan bisnis dan dikasi tugas bikin laporan akhir…..kosan gw dulu sering banget “ngajepret” listriknya….nah pas asik asiknya ngerjain laporan tadi….eeeeeehhhhhhhh….listriknya “ngejepret”!! mati lagi dah kompi gw……akhirnya gw ambil gitar bolong gw….jadilah lagu ini….

Seperti biasa, lagu ini dibuat di kosan, dengan modal internet mic, program fl4 ama adobe audition 3…waktu itu gitar listrik ama efek gw dah dijual jadi direkam pake gitar bolong dah… ada yang nasibnya sama kaya gw…kalo ada enaknya download lagu ini…mumpung gratis….hehehe

DOWNLOAD MATI LAGI.mp3



HYMNE UTAMA

sebelumnya gw mau cerita....lagu ini dibuat di kosan pake program fl 4..trus gww satuin di adobe audition 3, gitar gw rekam sendiri di kamar pake efek zoom g2u yg ada usbnya...jadi bisa langsung di record ke laptop.. enjoyyyy
klik untuk mendownload lagu

kejujuran.....aset yang terlupakan

Photobucket

Dewasa ini, bisnis boleh jadi hanya dipandang sebagai salah cara bertahan hidup bagi kebanyakan orang yang tak berhati nurani, bagaimana tidak! Orang orang tersebut berbisnis Tanpa memperhatikan norma dan etika dalam berbisnis, bahkan terkadang menggadaikan nilai-nilai kejujuran yang notabene sebagai modal utama dalam berbisnis. Mereka lupa akan esensi sebenarnya dalam berbisnis yaitu mencari berkah dari Tuhan dan menjalin silaturahmi dengan sesama umat manusia. Fenomena ini mulai berkembang di kalangan pebisnis pebisnis di tanah air tercinta kita ini.

Tulisan ini akan mengupas salah satu artikel yang berudul ”Pebisnis pun Dambakan Kejujuran” yang diambil dari koran Pikiran Rakyat edisi rabu 2008 pada rubrik jendela UKM dan koperasi.

Pada paragraf ke dua artikel tersebut disebutkan, dalam laporan Dr Pocock yang dikutip Adam smith dalam bukunya Wealth of Nation menjelaskan bahwa pada jaman keemasannya , keberhasilan para pedagang Arab dahulu terletak pada keramahan dan kemurah hatiannya, jika mereka mulai mendatangi suatu wilayah untuk berdagang, mereka akan mengundang masayarakat sekitar untuk makan dan bersilaturahmi. Dari Pendekatan yang dilakukan oleh pedagang tersebut terlihat jelas bahwa sebenarnya konsumen dan calon konsumen lebih senang untuk diperlakukan secara jujur dan tulus oleh partner bisnisnya.

Berbeda dengan yang terjadi di Negeri kita tercinta ini, Praktik bisnis dewasa ini telah terkontaminasi oleh tipu muslihat para pelakunya. Lihat saja iklan-iklan yang berkeliaran di televisi, seakan menyihir para calon mangsanya dengan informasi-informasi yang tak seutuhnya benar, bahkan kadangkala hanya omong kosong belaka. Keadaan ini seakan diperparah oleh ulah nakal para pejabat-pejabat pemerintahan yang tak mau kalah, merekapun ikut bermain dalam lingkaran setan ini.

Namun apabila para pebisnis ini mengetahui dan memahami penelitian yang dilakukan oleh Hawthore, yang hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa, cahaya tidak berpengaruh penting terhadap kinerja operator, akan tetapi perhatian seorang manajer lebih berperan untuk meningkatkan kinerja operator. Sepintas seakan penelitian ini tidak ada hubungannya dengan fenomena bisnis kotor yang selama ini merebak, namun apabila kita mencoba mengambil inti dari apa yang ingin diungkapkan Hawthore, maka dapat disimpulkan bahwa nilai nilai psikologis dalam artian ( perlakukan jujur dan tulus) akan lebih efektif untuk mempengaruhi orang lain bila dibandingkan dengan rekayasa dan sesuatu yang dibuat-buat. Hal ini berlaku juga di dunia bisnis, kejujuran dan pendekatan dari hati ke hati dalam berbisnis akan lebih efektif bila dibandingkan dengan promosi gila gilaam dan iklan penuh tipu muslihat.

Berkaca dari Kajian dari Abraham Maslow (1908-1970), ketidak jujuran dalam berbisnis bisa disebabkan karena kebutuhan dasar yang belum sepenuhnya terpenuhi yang menyebabkan perilaku perilaku menyimpang seperti perilaku tidak jujur. Tentu saja dengan memenuhi terlebih dahulu kebutuhan dasar tersebutlah, perilaku tidak jujur tersebut dapat diminimalisir. Namun pada kenyataannya tidak seperti membalikan telapak tangan, karena walaupun kebutuhan dasar telah terpenuhi, manusia akan menuntut kebutuhan lain , dan ketika kebutuhan tersebut menuntut untuk dipenuhi, tak jarang kejujuranpun digadaikan.

Lantas bagaimana mengembalikan kejujuran yang hilang tersebut? Ada dua pendekataan yang dapat dilakukan yaitu pendekatan secara mentalisti dan pendekatan secara empiris. Agaknya kombinasi dari dua pendekatan tersebut dapat dijadikan solusi masalah ketidak jujuran tersebut.langkah pertama yaitu merubah mentalnya terlebih dahulu lalu kemudian merubah strimulus negative menjadi stimulus positif. Stimulus positif tersebut dapat berupa merubah teman sepergaulan kita, menghindari lingkungan yang korup dan hal-hal negative lainnya. Langkah inipun tak semudah membalikan telapak tangan, perlu adanya keinginan dan motivasi yang kuat dari diri kita.

akhirnya dapat disimpulkan bahwa kejujuran adalah harta yang berharga dalam dunia bisnis, pendekatan secara jujur dan tulus akan lebih efektif bila dibandingkan dengan pendekatan yang hanya menitikberatkan pada keuntungan materi semata.