kejujuran.....aset yang terlupakan

Photobucket

Dewasa ini, bisnis boleh jadi hanya dipandang sebagai salah cara bertahan hidup bagi kebanyakan orang yang tak berhati nurani, bagaimana tidak! Orang orang tersebut berbisnis Tanpa memperhatikan norma dan etika dalam berbisnis, bahkan terkadang menggadaikan nilai-nilai kejujuran yang notabene sebagai modal utama dalam berbisnis. Mereka lupa akan esensi sebenarnya dalam berbisnis yaitu mencari berkah dari Tuhan dan menjalin silaturahmi dengan sesama umat manusia. Fenomena ini mulai berkembang di kalangan pebisnis pebisnis di tanah air tercinta kita ini.

Tulisan ini akan mengupas salah satu artikel yang berudul ”Pebisnis pun Dambakan Kejujuran” yang diambil dari koran Pikiran Rakyat edisi rabu 2008 pada rubrik jendela UKM dan koperasi.

Pada paragraf ke dua artikel tersebut disebutkan, dalam laporan Dr Pocock yang dikutip Adam smith dalam bukunya Wealth of Nation menjelaskan bahwa pada jaman keemasannya , keberhasilan para pedagang Arab dahulu terletak pada keramahan dan kemurah hatiannya, jika mereka mulai mendatangi suatu wilayah untuk berdagang, mereka akan mengundang masayarakat sekitar untuk makan dan bersilaturahmi. Dari Pendekatan yang dilakukan oleh pedagang tersebut terlihat jelas bahwa sebenarnya konsumen dan calon konsumen lebih senang untuk diperlakukan secara jujur dan tulus oleh partner bisnisnya.

Berbeda dengan yang terjadi di Negeri kita tercinta ini, Praktik bisnis dewasa ini telah terkontaminasi oleh tipu muslihat para pelakunya. Lihat saja iklan-iklan yang berkeliaran di televisi, seakan menyihir para calon mangsanya dengan informasi-informasi yang tak seutuhnya benar, bahkan kadangkala hanya omong kosong belaka. Keadaan ini seakan diperparah oleh ulah nakal para pejabat-pejabat pemerintahan yang tak mau kalah, merekapun ikut bermain dalam lingkaran setan ini.

Namun apabila para pebisnis ini mengetahui dan memahami penelitian yang dilakukan oleh Hawthore, yang hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa, cahaya tidak berpengaruh penting terhadap kinerja operator, akan tetapi perhatian seorang manajer lebih berperan untuk meningkatkan kinerja operator. Sepintas seakan penelitian ini tidak ada hubungannya dengan fenomena bisnis kotor yang selama ini merebak, namun apabila kita mencoba mengambil inti dari apa yang ingin diungkapkan Hawthore, maka dapat disimpulkan bahwa nilai nilai psikologis dalam artian ( perlakukan jujur dan tulus) akan lebih efektif untuk mempengaruhi orang lain bila dibandingkan dengan rekayasa dan sesuatu yang dibuat-buat. Hal ini berlaku juga di dunia bisnis, kejujuran dan pendekatan dari hati ke hati dalam berbisnis akan lebih efektif bila dibandingkan dengan promosi gila gilaam dan iklan penuh tipu muslihat.

Berkaca dari Kajian dari Abraham Maslow (1908-1970), ketidak jujuran dalam berbisnis bisa disebabkan karena kebutuhan dasar yang belum sepenuhnya terpenuhi yang menyebabkan perilaku perilaku menyimpang seperti perilaku tidak jujur. Tentu saja dengan memenuhi terlebih dahulu kebutuhan dasar tersebutlah, perilaku tidak jujur tersebut dapat diminimalisir. Namun pada kenyataannya tidak seperti membalikan telapak tangan, karena walaupun kebutuhan dasar telah terpenuhi, manusia akan menuntut kebutuhan lain , dan ketika kebutuhan tersebut menuntut untuk dipenuhi, tak jarang kejujuranpun digadaikan.

Lantas bagaimana mengembalikan kejujuran yang hilang tersebut? Ada dua pendekataan yang dapat dilakukan yaitu pendekatan secara mentalisti dan pendekatan secara empiris. Agaknya kombinasi dari dua pendekatan tersebut dapat dijadikan solusi masalah ketidak jujuran tersebut.langkah pertama yaitu merubah mentalnya terlebih dahulu lalu kemudian merubah strimulus negative menjadi stimulus positif. Stimulus positif tersebut dapat berupa merubah teman sepergaulan kita, menghindari lingkungan yang korup dan hal-hal negative lainnya. Langkah inipun tak semudah membalikan telapak tangan, perlu adanya keinginan dan motivasi yang kuat dari diri kita.

akhirnya dapat disimpulkan bahwa kejujuran adalah harta yang berharga dalam dunia bisnis, pendekatan secara jujur dan tulus akan lebih efektif bila dibandingkan dengan pendekatan yang hanya menitikberatkan pada keuntungan materi semata.

0 komentar:

Posting Komentar