Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan

Premium menghilang di awal tahun 2009


Awal tahun baru idealnnya harapan-harapan , perbaikan, dan cita cita di 12 bulan berikutnya masih hangat-hangatnya untuk diwujudkan, Namun tidak untuk Pertamina, bukannya meningkatkan pelayanan bagi konsumennya, di awal tahun 2009 ini Pertamina malah membuat kecewa konsumen-konsumennya dengan dibuat langkanya premium dan bahan bakar lain di pasaran. Langkanya Premium terlihat jelas di SPBU sepanjang Bogor hingga Sukabumi, beberapa SPBU di kawasan Bandung pun terlihat memasang tanda BENSIN KOSONG di depan SPBUnya, Tak ayal langkanya premium ini membuat..

beberapa konsumen jengkel, karena tak berhasil menemukan setetes bensinpun walaupun telah berkeliling ke beberapa SPBU.
Kelangkaan Premium di Awal Tahun 2009 ini ditengarai akibat dari pergantian Sistem, entah sistem apa, namun nampaknya sistem routing mobil pengangkut minyak ke SPBU lah yang nampaknya tengah dikaji ulang. Sebagaimana kita tahu, mobil mobil yang biasa mengangkut 5000 literan bensin ke SPBU-SPBU, bukanlah milik pertamina, pihak swastalah yang memiliki mobil-mob
il angkut tadi, namun pertamina berkuasa penuh kepada pemberian routing sheet kepada mobil-mobil tadi, karena sebelumnya pihak luarlah yang mengatur routing dan jumlah mobil yang dibutuhkan untuk membawa bensin ke SPBU termasuk kepada controlingnya, dan akhirnya sistem tersebut ditinggalkan karena dianggap tidak efisien dan mungkin digantikan oleh sistem sekarang yang aplikasinya entah seperti apa.
Namun hari berikutnya, SPBU-SPBU kembali beroprasi secara normal, tak ada lagi SPBU yang tutup ataupun mengklaim
kehabisan bensin lagi, pasokan bersin kembali lancar tak lagi terlihat kejengkelan para pengendara kendaraan peribadi yang berkerut dahi di depan SPBU.Dari kejadian ini seharusnya Pertamina berkaca dan terpecut untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat, tentunya bekerja sama dengan para pemilik SPBU dan stakeholder untuk mementingkan kebutuhan rakyat yang sangat bergantung dengan keberadaan bahan bakar ini.

Gaza Kembali dibombardir Israel

Israel kembali berbuat keji, dengan alasan sejumlah tempat disekitar jalur gaza ditengarai menjadi tempat disembunyikannya roket, Israel akhirnya melancarkan serangan udara secara membabi buta ke beberapa tepat yang sangat tidak manusiawi untuk dijadikan objek sasaran, Masjid, pemukiman warga, rumah sakit dan universitas adalah sebagian tempat yang hancur akibat serangan udara Israel. Korban tidak bersalahpun kembali berjatuhan, tak kurang 300 jiwa melayang dari pihak Palestine, sedangkan dari serangan balasan, roket-roket Palestine menewaskan 2 orang Israel. Akibat dari serangan Israel ini, beberapa negara menunjukan reaksi yang keras, salah satunya Indonesia, melalui presiden SBY, Indonesia mengirimkanm surat kepada Sekjen PBB agar bertindak tegas atas peristiwa yang terjadi di jalur gaza akhir-akhir ini. Aksi solidaritas bagi muslim-muslim Palestine tak henti-hentinya diserukan, mahasiswa di penjuru negeri melakukan aksi kecaman kepada Israel, namun sebagian lagi tampak acuh tak acuh atas peristiwa ini. Tidak ada yang bisa saya berikan untuk muslim-muslim Palestina disana, hanya tulisan inilah yang bisa saya tulis sebagai simbol perlawanan kepada aksi-aksi keji Israel, dan simbol solidaritas kepada sesama umat muslim yang menjadi korban kekejian Israel. Allah tidak tidur, Allah maha adil, suatu hari pasti mereka (israel dan antek-anteknya) akan menerima balasan atas apa yang mereka perbuat kepada saudara-saudara kita di Palestine.

Saran Untuk Ginandjar Daradjat Calon DPR RI

Pemilu 2009 sudah semakin dekat, para caleg dari berbagai partai berlomba-lomba untuk memperkenalkan dirinya dengan bermacam-macam cara, ada yang beriklan di televisi, radio, media cetak, membuat spanduk di jalan-jalan, menempelkan selebaran-selebaran, bakti sosial, talk show dan lainnya, yang jelas semuanya berlomba mencuri hati rakyat yang terlihat masih bimbang untuk menentukan pilihannya pada Pemilu nanti. Sah-sah saja memang ,para caleg memperkenalkan dirinya kepada masyarakat, namun...., apakah cara mereka memperkenalkan dirinya masih berada dalam koridor norma kesopanan? dan melindungi hak-hak masyarakat itu sendiri?.

Berawal ketika pulang kampung untuk liburan akhir tahun, mata ini bukannya disuguhkan suasana kota yang asri, malah disuguhkan pemandangan yang kurang menyedapkan oleh banner-banner para caleg yang terpampang ramai di setiap sudut kota Sukabumi. Namun yang sangat menyita perhatian adalah selebaran caleg DPR RI dari partai amanat nasional, Ginandjar Daradjat. Selebaran beliau terpampang sangat liar di setiap sudut kota, sebagian ditempeli di pinggir jalan, kotak pos,tempat sampah, rumah warga, tiang listrik dan tempat-tempat strategis lainnya. Sekeliling pusat kota hampir telah ditempeli selebaran-selebaran beliau. Masih dapat sedikit ditoleransi apabila bentuknya berupa spanduk kain, yang apabila telah selesai masa kampanye, bisa diturunkan sengan mudah, tapi media selebaran kertas yang ditempeli di dinding-dinding kota sangat sulit untuk dihilangkan, dan akan membawa kesan kumuh.

Sayamurni bukan dari kalangan partai, apalagi partai pesaing, bukan dari LSM, lembaga pemerintah atau apapun, saya hanyalah warga Sukabumi yang prihatin dengan kondisi lingkungan kota kelahiran saya yang terlihat kumuh dengan selebaran yang ditempelkan oleh tim sukses bapak Ginandjar Daradjat. Memang bukan dari pihak beliau saja yang menempelkan dan memasang spanduk-spanduk kampanye tersebut, namun dengan mata telanjang, selebaran Ginandjar Daradjatlah yang terlihat sangat mendominasi. Coba bayangkan apabila, tempat tinggal kita yang baru saja dibangun, dicat sangat indah tiba-tiba ada orang dari luar yang menempel spanduk didepan rumah kita tanpa meminta ijin atau memberikan konpensasi apapun, Apa perasaan kita? Kesal dan marah tentunya. Itulah yang mungkin dirasakan oleh sebagian warga sukabumi yang sedikit terusik oleh kampanye negative seperti ini. Masih banyak rasanya media-media lain yang lebih elegan sebagai sarana untuk berkampanye, sehingga rakyat nantinya akan bersimpati bukan malah anti pati.

yakin, pihak pemerintah kota Sukabumi tak mungkin buta melihat kotanya gencar dijadikan media yang sangat murah bagi bapak ibu calon wakil rakyat, pasti ada semacan kesepakatan yang terjalin sehingga caleg seakan lancar menjalankan aksinya. Namun saya sangat yakin, bapak Ginandjar Daradjat adalah calon legislatif yang berpendidikan dan bijaksana, begitupun dengan tim sukses dari bapak Ginandjar Daradjat yang masih memiliki norma-norma kesopanan sehingga bertindak lebih tepat untuk waktu yang akan datang. Sekali lagi tulisan ini tidak bermaksud untuk menjatuhkan dan mendeskriditkan pihak manapun, tulisan ini murni jeritan hati salah satu warga Sukabumi atas apa yang terjadi di kota tercintanya. Semoga lewat tulisan ini, semua pihak dapat berintropeksi agar pemilu 2009 nanti dapat berjalan aman,lancar dan tidak ada satupun pihak yang dirugikan, amin.

TV ONE ,Metro TV dan Indosiar



Dunia pertelevisian tak ayal adalah salah satu bisnis yang sangat menggiurkan, beratus-ratus perusahaan siap untuk memngiklankan produknya pada media televisi ini, harga sekali iklanpun sangat menggiurkan, ratusan-juta rupiah untuk beberapa detiknya. Namun para pengiklan tak serta merta asal memilih tempat dimana dia mengiklankan produknya, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan sebelumnya, salah satunya yaitu berapa banyak pemirsa yang menonton saluran televise tersebut, semakinm banyak maka semakin baik namun harga untuk mengiklan akan melambunmg tinggi. Untuk itulah stasiun-stasiun televise di Indonesia berlomba-lomba untuk menarik pemirsa dengan bermacam-macam tema dama acara yang ditawarkan. Salah satu stasiun tv yang akhir-akhit ini menyita pemirsa adalah.......
tv one yang menyuguhkan tema News dan sport.
Sebelum tv one ada, metro tv emang tak tergoyahkan untuk stasiun televisi bergenre news, tapi ketika dating stasiun televisi tv one yang dulunya bernama lativi, semuanya jadi sedikit bergeser, metro tv yang dulu seakan nyaman dengan posisinya sebagai saluran televise news no 1 di Indonesia, sekarang mulai terancam dengan kedatangan tv one. Tv one yang memadukan antara news, sport dan sedikit entertaintment nyatanya lebih menarik pemirsa untuk menonton,khususnya program berita dan talk show. format berita yang lugas, tidak kaku, dinamis dan membawa ide-ide baru agaknya menjadi senjata utama tv one untuk menyodok metro yang sekarang mulai mengambil langkah antisipasi . Kesan persaingan antara kedua televisi ini terlihat dari klaim tentang saluran televisi rekanan pemilu, tv one mengambil tema TV pemilu, sedangkan metro mengambil tajuk the election channel.
Metro tv yang seakan terlihat membawa sebuah nama partai besar, agaknya harus sedikit berputar otak untuk membendung laju dari tv one ini, sedangkan tv one nampaknya akan semakin mengokohkan dirinya sebagai pendatang paling mengancam, ya..mengancam dengan ide-ide yang nyatanya sangat diterima oleh pemirsa televisi di Indonesia juga karena kenetralan dan penyampaian berita secara proporsional.
Berbanding terbalik dengan Tv one yang semakin menanjak dengan program-program news yang dikemas santai, Indosiar, salah satu televisi swasta di Indonesia yang awalnya mencuri perhatian pertelevisian di Indonesia, agaknya sekarang harus berbenah, Indosiar seakan kehilangan arah, apakah ingin mengedepankan entertainment?,News ataukah sport….klise, indosiar lebih banyak diisi dengan sinetron-sinetron penuh effek yang sebagian orang amat membencinya dan mengolok-olokny. Namun Indosiar seakan ditolong dengan acara kontes pencarian bakat yang durasinya bisa sampai seperempat hari! lebih spesifiknya ditolong oleh eko patrio, ruben dan ivan gunawan, ketiga orang inilah yang sedikit mengangkat kembali Indosiar yang dulu sempat sangat berjaya disaat saya masih bocah dengan program Dragon Balz dan PESTA pentas sejuta aksi, acara entertaintmen musik terpopuler saat itu.
Nampaknya Indosiar harus banyak belajar dengan TV one, Tv one tidak serta merta langsung menjadi seperti sekarang, ada siklus dimana lativi yang merupakan cikal bakal tv-one dipandang sebelah mata oleh sebagian pemirsa tv, sama seperti Indosiar sekarang, Lativi dulu seakan tak memiliki arah, entah ingin fokus kemana, salah satu program yang mungkin paling banyak ditonton di stasiu tv tersebut hanyalah KONAK, komedi nakal. Berkat KONAK ini, Lativi sempat dicap sebagai stasiun tv mesum yang tak elegan(oleh saya sendiri), namun setelah manajemen dirubah secara total dan mendapat kucuran dana yang melimpah dari investor di Negara tetangga akhirnya lativi berhasil bermetamorfosis menjadi tv-one, stasiun tv indonesia yang satu-satunya memiliki ikon, bang one.



Bahaya Tokoh Sentral dalam sebuah organisasi



Beberapa bulan berikut ini, wajah pertelevisian kita mulai diisi oleh iklan-ilan politik, baik secara terang terangan memperkenalkan dirinya dan partai pengusungnya, maupun yang sedikit “malu-malu” memperkenalkan dirinya atas nama suatu organisasi yang memperjuangkan rakyat kecil, salah satunya adalah Prabowo dengan HKTInya. HKTI atau akronim dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, beberapa bulan lalu mungkin hanya dikenal oleh segerintir orang saja, namun tengoklah sekarang, hampir seluruh masyarakat tahu dikarenakan iklan yang gencar akhir-akhir ini . Pamor HKTI tidak dapat dipisahkan dari sang ketua umum prabowo, mantan panglima kopassus yang sekarang menjelma menjadi pengusaha yang sukses.
Paragraf diatas adalah pembuka dari tulisan yang akan membahas artikel berjudul “Berjuang untuk kepentingan petani” yang ditulis oleh Ardi Winangur di majalah tani merdeka edisi maret 2008, sekedar informasi,tani merdeka merupakan..... majalah yang diterbitkan HKTI sebagai media komunikasi antara petani seluruh Indonesia. Paragraf demi paragraph dari artikel tersebut, secara garis besar menceritakan tentang peran HKTI dibawah kepemimpinan prabowo dalam membuat kebijakan yang pro terhadap petani, seperti subsidi pupuk, harga pembelianm pemrintah, atau pemodalan petani.
Tidak dapat dipungkiri memang kepemimpinan seorang prabowolah yang menjadikan HKTI menjadid organisasi petani terbesar di Indonesia setelah 35 tahun berkiprah. Didukung dengan pengalaman prabowo yang sejak muda telah di didik menjadi calon pemimpin di organisasi terdahulunya TNI, serta sokongan dana yang melimpah dari kantongnya, tak pelak menjadikan parabowo menjadi tokoh sentral yang sangat dielu-elukan oleh HKTI mulai dari tingkat dewan pimpin nasional sampai ke dewan pimpinan kabupaten sekalipun.
Dengan kemampuan leadership yang dimilikinya, Prabowo dapat mengubah HKTI menjadi organisasi yang diperhitungkan di kancah nasional. Namun pencalonan Prabowo sebagai salah satu calon yang hendak maju ke pemilu 2009 menimbulkan pertanyaan besar, apakah Prabowo hanya menjadikan HKTI sebagai salah satu kendaraan politik menuju kursi politik negeri ini, sinyalemen ini muncul ketika selama 35 tahun berdiri, hanya di era prabowo sajalah HKTI dapat begitu loyal beriklan dari station tv satu ke station tv lainnya. Namun apapun niat sebenarnya, terlihat HKTI seakan sangat tergantung kepada sosok Prabowo.
Ketergantungan HKTI pada sosok prabowo menimbulkan pertanyaan kembali, apakah setelah Prabowo tidak menjadi ketua umum, organisasi ini akan tetap sebesar sekarang ini?, apakah bila prabowo kalah pada pemilu, iklan HKTI akan tetap seagresif sekarang? atau apakah setelah Prabowo wafat HKTI akan selalu membela kepentingan rakyat dengan kebijakan kebijakan pro terhadap petani kecil?. Jawabannya dapat terlihat dari pbesar HKTI bergantung kepada Prabowo sekarang ini.
Masalah ketergantungan HKTI kepada Prabowo apabila kita coba hubungkan dengan teori dari Douglas Mc gregor mungkin disebabakan gaya kepemimpinan Prabowo yang cenderung bertipe x, artinya prabowo Sangat ketat dan berorientasi control, yang membuat bawahan menjadi pasif, malas dan tidak kreatif.
Lalu bagaimana HKTI dapat terbebas dari ketergantungan tokoh sentral Prabowo? Tentunya harus ada perubahan dari diri anggota itu sendiri dan organisasinya, salah satu yang dapat dilakukan untuk merubah pandangan yang salah tersebut menurut Chrish Argyris adalah memberikan tanggung jawab anggota yang lebih luas, keragaman tugas diperbesar dan mengembangkan gaya pengawasan yang partisipatif. Langkah-langkah tersebut diharapkan bisa merubabah HKTI menjadi organisasi yang solid bukan hanya karena nama besa ketuanya tapi juga karena memang kekuatan seluruh elemen dari organisasi tersebut.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa, tokoh sentral dalam senuah organisasi dapat berperan positif maupun negative terhadap organisasi tersebut. Sisi positif yang didapat dari tokoh sentral dalam organisasi , memungkinkan organisasi tersebut terangkat berkat nama besar tokoh sentral tersebut, Sedangkan sisi negatif yang mungkin muncul adalah kemunduran dari organisasi tersebut ketika ditinggalkan oleh tokoh sentralnya, hal ini diakibatkan pondasi-pondasi dalam organisasi yang mengandalkan tokoh sentral sangat rapuh sehingga mudah untuk digoyahkan.