Profesionalisme Karyawan Universitas Widyatama Dipertanyakan


Tulisan ini ádalah refleksi dari puncak kekesalan saya sebagai mahasiswa widyatama yang diperlakukan tidak sama dengan mahasiswa lainnya terlepas sengaja atau tidak sengaja mereka melakukannya.
Berawal ketika perwalian dengan dosen wali, saya dan 5 orang teman saya yang bernasib sama seperti saya, ber IPK 3 kebawah, sedikit merayu dosen wali saya untuk mengambil 21 sks, padahal aturannya untuk mahasiswa yang hanya mempunyai IPK kurang dari 3 hanya boleh mengambil 20 sks, tapi berkaca dari pengalaman sebelumnya, mahasiswa boleh saja mengambil 21 sks dengan seijin dosen wali. Singkat cerita ke 5 orang teman saya termasuk saya akhirnya diberikan..............
21 sks oleh dosen wali, tapi perjalanan masih panjang, formular registrasi harus mendapat persetujuan akademik dan administrasi,disinilah cerita sebenarnya dimulai.
Setelah mendapat tanda tangan dosen wali, kita ber 6 akhirnya menuju ke bagian akademik untuk meminta cap,namun di bagian akademik kita dipersulit, kita tidak mendapat persetujuan untuk mengambil 21 sks, dengan alasan IPK kita dibawah 3, boleh mengambil 21 sks asalkan ada praktikum yang diambil dan minimal berbobot 1 sks sedangkan mata kuliah yang kita ambil praktikumnya 0 sks. Akhirnya kita ver 6 menunda registrasi, dan berencana registrasi di gedung serba guna (GSG) berbarengan dengan fakultas lain, dengan harapan kita bisa mengambil 21 sks.
Hari regsitrasi tiba, kita akhirnya berbarengan untuk registrasi ke GSG, untuk prosedur registrasi di GSG, kita akan melewati 3 antrean, antrean pertama yang memeriksa jumlah sks yang diambil, antrean kedua memeriksa pembayaran,dan antrean ke 3 memasukan mata kuliah yang kita ambil ke komputer. di antrean pertama ada 3 karyawan yang melayani, kita menyebar dan menghindari karyawan akademik yang kita temui sebelumnya,saya memilih karyawan yang masih keliatan muda, dan sebagian teman lain memilih ke petugas wanita satunya. Saya duduk tepat berada di belakang teman saya, teman saya yang diperiksa terlebih dahulu akhirnya hanya diperbolehkan mengambil 19 sks, saya akhirnya pasrah saja dan memang sayapun akhirnya hanya diijinkan mengambil 19 sks, tetapi,teman saya yang lainnya yang memilih karyawan yang berbeda, berhasil lolos dan mengambil 21 sks, awalnya memang petugas itu menanyakan kenapa mengambil 21sks, padahal ipk teman saya kurang dari 3, teman saya menjawab “kan itu ada praktikumnya bu”, si ibupun percaya padahal praktikum yang kita ambil berbobot 0 sks, akhirnya teman saya tersebut mendapat jatah 21 sks. awalnya saya ingin komplain, Namun saya mengurungkannya karena terkesan saya dengki dengan teman saya itu.
Ternyata keteledoran karyawan widyatama tidak sampai disitu saja, dari keenam teman saya, yang hanya 1 yang disetujui mengambil 21 sks, ternyata pada bagian antran terakhir, yaitu untuk memasukan mata kuliah yang diambil ke komputer yang telah disetujui bagaian akademik, satu teman saya yang awalnya hanya disetujui 19 sks di bagian akademik (antrian ke 1) berhasil mendapatkan 21 sks, kenapa demikian? Ketika memasukan kode-kode mata kuliahnya ke komputer, ternyata operator tadi tidak melihat 1 matakuliah yang telah dicoret oleh bagian akademik tadi, teman saya yang disuruh memeriksa apakah sudah benar, hanya menganngguk saja dengan perasaan senang dalam hatinya, akhirnya diapun mendapat 21 sks.
Kesimpulannya, dari ke 5 teman saya yang sama-sama ber ipk kurang dari 3, dua diantaranya lolos mengambil 21 sks,dan 3 lainnya hanya 19 sks termasuk saya. Hal ini patut disayangkan, mungkin kasus seperti ini tidak hanya menimpa teman2 saya saja..tapi mungkin puluhan mahasiswa lainnya yang diuntungkan dan dirugikan, untuk itulah saya menghimbau kepada para segenap karyawan universitas widyatama agar meningkatkan keprofesionalitas-annya dalam bekerja, agar hal-hal seperti ini dapat dihindari di masa waktu yang akan datang.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sebagus apapun sistem.....pelaksananya tetap manusia

Posting Komentar